Thursday, November 19, 2015

Permasalahan Sumber Energi yang Terjadi Di Kalimantan

Kondisi sumber daya dan geografis Pulau Kalimantan, membuat pulau ini sebagai salah satu Lumbung Energi Nasional. Namun yang menjadi permasalahan mendasar, bahwa investasi di pertambangan paling besar yakni Investasi pengangkutan dari lahan tambang ke pelabuhan.
Namun bak pisau bermata dua, koridor ekonomi Indonesia yang menjadikan Kalimantan khususnya Kaltim menjadi Lumbung Energi Nasional ini, sama saja pengerukan sumber daya alam daerah oleh pusat yang sebesar-besarnya untuk energi diluar Indonesia.
Sementara penetapan MP3EI tersebut memberikan angin segar atau mempelancar pengerukan hingga sampai kedalam dengan merusak hutan dan lingkungan. Padahal penghasil energi terbesar di Kalimantan yakni Kaltim sekitar 82 persen untuk batubara. Kegiatan Industri batubara Koridor Ekonomi Kalimantan terpusat di Propinsi Kaltim.
Cadangan batubara yang dimiliki Kaltim sekitar 80 persen, kemudian diikuti oleh Kalimantan Selatan sebesar 23,7 persen dan Kalimantan tengah 3,1 persen dan Kalimantan Barat 1 persen.
Bukan hanya pada pertambangan batu bara saja yang menjadi sorotan utama permasalahan yang ada di kalimantan. Pertambangan energi minyak di kalimantan juga menjadi hal utama yang menjadi permasalahan energi di kalimantan. Minyak merupakan energi yang tidak terbarukan dan keberadaannya pun semakin langka. Tapi kenyataan yang ada pengerukan dan pencarian minyak di tanah kalimantan terus dikembangkan karena kebutuhan penggunaan minyak untuk negara.
Jadi apa yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan kondisi energi kita, aksi utama yang dapat membantu kita mengamankan masa depan energi kita ialah.
·      Mengurangi ketergantungan kita pada minyak
Pertama kita harus menyadari bahwa kita terlalu tergantung pada minyak untuk menjalankan roda kegiatan bangsa.
Meskipun peran minyak telah menurun pada tahun-tahun belakangan ini, minyak tetap mencakupi 30 persen dari total konsumsi energi primer di tahun 2011. Ketergantungan ini diperburuk dengan kemampuan penyulingan yang rendah dan menurunnya produksi minyak bumi yang membuat Indonesia menjadi net importir minyak.
Gas Metana Batubara untuk waktu dekat
Karena Indonesia kaya akan gas, kita seharusnya juga mengeksplorasi gas-gas nonkonvensional sebagai kemungkinan pilihan untuk menggantikan minyak. Gas Metana Batubara dapat menjadi salah satu pilihan yang baik.
Gas Metana Batubara adalah gas yang serba guna yang dapat memenuhi kebutuhan berbagai market. Gas ini juga sangat ekonomis, di harga setengah dari harga diesel, bersih, dan menggunakan teknik ekstraksi yang lebih efisien sehingga berdampak minimal pada lingkungan.
Selain itu, cadangan Gas Metana Batubara yang diperkirakan di keenam terbesar di dunia, saya yakin bahwa Indonesia seharusnya meningkatkan kecepatan dalam mengembangkan sumber daya nonkonvensional ini.
Dalam jangka lebih panjang, kita seharusnya juga merencanakan ekstrasi gas-gas nonkonvensional lainnya, seperti shale gas, yang akhir-akhir menjadi pusat perhatian sesudah Amerika Serikat berhasil dalam area ini. Namun untuk saat ini, marilah maju selangkah demi selangkah dan berkonsentrasi pada memaksimalisasi Gas Metana Batubara sebagai prioritas utama.
Kita harus selalu ingat bahwa gas alam tetaplah bahan bakar fosil. Meskipun gas merupakan komponen penting dalam perekonomian kita sekarang, gas alam tidak dapat menjadi solusi untuk seluruh kebutuhan energi kita. Justru gas alam haruslah bertindak sebagai jembatan yang mengantarkan kita ke ekonomi rendah-karbon berdasarkan energi terbarukan. Gas alam akan menekan ketergantungan kita pada minyak untuk saat ini.
·      Menciptakan energi mix yang terdiversifikasi melalui energi terbarukan
Intensitas karbon seperti ini tidak hanya akan menyebabkan risiko yang serupa dengan ketergantungan pada minyak, namun juga kekhawatiran akan polusi berlebihan dan emisi gas rumah kaca.
Oleh karena itu, energy mix seperti ini tidak dapat berlangsung dalam jangka panjang. Kita harus melakukan sesuatu untuk mendiversifikasikan energi mix dan mengurangi konsumsi hidrokarbon. Generasi masa depan kita tidak seharusnya menanggung akibat dari ketiadaan tindakan kita hari ini. Pemerintah Indonesia mengakui bahwa cepat atau lambat Indonesia dan seluruh dunia harus meninggalkan minyak mentah sebagai sumber listrik utama.
Sumber energi terbarukan lainnya: khususnya produksi biofuel dan bioethanol
Misalnya biofuel. Kita memiliki cadangan biomass yang besar dari industri pertanian kita, termasuk gula, karet dan minyak sawit. Oleh karena itu, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pusat produksi biofuel, meskipun saat ini terbatasi oleh kenyataan bahwa sumber-sumber biofuel banyak diekspor karena harga makanan yang tinggi.
Sumber daya lainnya yang berpotensi untuk berkembang adalah bioethanol. Perkembangan bahan bakar ini telah menjadi bagian dari rencana Indonesia untuk mengurangi impor energi dan meningkatkan standar kualitas udara.
Ada banyak sumber-sumber energi terbarukan lainnya di Indonesia yang dapat kita gunakan. Termasuk tenaga hidro dan tenaga laut, angin laut dan tenaga surya.
·      Mengurangi beban subsidi minyak dan mengalokasi dana-dana tersebut ke area-area yang lebih penting.


No comments:

Post a Comment